Sejarah STITAL

Sejarah STITAL (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ibrohimy Bangkalan) dimulai pada tahun 2007 yang didirikan oleh KH. Fani Rosidi, Aziz, M.PA. Pada tahun tersebut, pada launching Perguruan Tinggi ini, orasi ilmiah disampaikan oleh Prof. Dr. Mahfud MD, dan membuka program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Pada masa kepemimpinan awal, antara tahun 2007 hingga 2010, ketua STITAL adalah Prof. Dr. Malik Madani, MA, yang juga menjabat sebagai Katib Aam Syuriah PBNU.

Pada awal berdirinya, STITAL juga aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Mereka mendirikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), mengadakan studi wawasan, studium general, dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi.

Pada periode tahun 2010 hingga 2015, STITAL dipimpin oleh KH. Moch. Musleh Bahri, SH., MH. Pada masa kepemimpinan ini, pembangunan infrastruktur STITAL berkembang pesat, termasuk pembangunan gedung dengan lantai 2 dan lantai 3.

Sejarah STITAL

Kemudian, pada periode tahun 2016 hingga 2020, kepemimpinan STITAL dipegang oleh KH. Walid Sjarani, M.Si. Di masa kepemimpinan beliau, STITAL membuka dua program studi baru, yaitu Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) pada tahun 2015 dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) pada tahun 2016.

Selain itu, di bidang kemahasiswaan, STITAL juga membentuk berbagai lembaga dan unit kegiatan mahasiswa, seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM Mental), UKM Teater, Paduan Suara, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himaprodi, dan Duta Kampus. STITAL juga mengembangkan sistem jurnal online bernama Online Journal System (OJS) Al-Ibrah untuk publikasi ilmiah.

Pada masa ini, STITAL juga berhasil mendapatkan beasiswa guru madrasah diniyah yang pertama dari program Gubernur Jawa Timur.

Kemudian, sejak tahun 2021 hingga saat ini, STITAL dipimpin oleh Bapak Muksin, S.Sos.I, M.Pd.I. Pada masa kepemimpinan ini, STITAL menambahkan satu program studi lagi, yaitu Hukum Tata Negara (HTN). Selain itu, STITAL sedang dalam proses untuk menyelenggarakan dua program studi baru, yaitu Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang masih menunggu persetujuan dari ABN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Jika kedua program studi baru ini disetujui, maka STITAL akan berubah status menjadi institut.