TRADISI KEILMUAN PESANTREN (Melacak Eksplorasi Kurikulum Pembelajaran Madrasah Diniyah Al Ibrohimy)

“Sebelum kita diskusikan mengenai tradisi keilmuan pesantren di Madrasah Diniyah, khususnya kitab kitab kuning yang dijadikan sebagai mata pelajaran, akan lebih lengkap lagi kalau kita mencoba eksplorasi mengenai cikal bakal dijadikannya madrasah diniyah sebagai sebuah entitas tersendiri dalam arus pendidikan islam di indonesia.

Madrasah dalam khazanah Indonesia merupakan fenomena budaya yang usianya realtif tua (satu abad lebih), usia yang tentu tidak dapat dikatakan sebentar. Bahkan bukanlah suatu hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa madrasah diniyah telah menjadi salah satu wujud dari entitas budaya Indonesia yang dengan sendirinya menjalani proses sosialisasi yang relatif intensif. Indikasinya bahwa entitas ini telah berjalan dengan baik dan diterima kehadirannya, terbukti bahwa madrasah diniyah telah memberi sumbangsih dalam pengembangan corak pendidikan islam di Indonesia dan telah melahirkan banyak generasi penerus perjuangan Islam yang cukup membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia dalam kancah Internasional ( Baca : Prestasi Santri ).

Namun demikian, tentu kita semua mafhum bahwa madrasah bukan suatu produk yang original dalam peta pendidikan di Indonesia. Kata madrasah menunjukkan bahwa kata ini berasal dari bahasa arab, secara harfiah bisa diungkap bahwa kata ini maknanya setara dengan kata sekolah (Indonesia) yang notabebe bukan bahasa asli  dari bahasa kita, sekolah merupakan kata serapan dari bahasa asing, misal School atau Scola.

Tapi , bukan itu esensi yang kita bicarakan kali ini, melainkan kita akan fokus melacak kurikulum madrasah diniyah yang tidak sama dan tidak akan pernah sama dengan kirukulum nasional yang telah ditetapkan oleh kemendikbud. Namun demikian kurikulum madrasah diniyah ini perlu dipertahankan sebagai bagian dari corak pendidikan islam di Indonesia pasca kemerdekaan dengan prestasi yang cukup mengembirakan dan mengharumkan Indonesia.

Kitab Kuning Sebagai Standar Baku Kurikulum Madrasah Diniyah

Beda dengan kurikulum nasional, bahwa kurikulum madrasah diniyah hadir dengan corak dan krakternya sendiri dan ini yang membedakan antara pendidikan pesantren dengan pendidikan umum diluar pesantren. Mata pelajaran yang dijadikan kurikulum dalam madrasah diniyah antara lain :

  1. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih : ini pelajaran utama dalam madrasah diniyah di dunia pesantren. Diantara kitab-kitabnya : Kitab Durus Al-Fiqhiyyah, Kitab Mabadi Awwaliyah fi Ushul Fiqh,  Kitab Mabadi’ Fiqhiyyah ala Imam Syafii , dan Kitab Riyadh Al Badi’ah  dan lain sebagainya.
  2. Ilmu Tauhid : Ilmu ini mempelajari tentang ke-Esa-an Alloh serta terkait sifat dan dzat Alloh swt tuhan semesta alam. Diantara kitab-kitab tauhid antara lain : Aqidatu Al Awam, Aqo’idu Al Diniyah, Jauhar Al Tauhid, Jawahir Al Kalamiyyah, Qotrul Ghoits, Tijan Al-Darary dan lain sebagainya.
  3. Ilmu Nahwu – Sorrof : Pelajaran ini menjadi bagian penting dalam kurikulum madrasah diniyah di Pesantren, karena pelajaran ini sebagai alat utama untuk bisa mempelajari berbagai kitab kuning. Diantara kitabnya adalah : Nahwul Wadih, Jurmiyah, Imriti, Kawakib, Alfiah Ibnu Malik dll, Sedangkan Ilmu Shorrof antara lain, Amtsilatut Tashrifiyah, Hall Al-Ma’qud min Nadhm Al Maqshud, Hidayatul Athfal Fi Shorf wa Qowa’idul I’lal dan lain sebagainya.
  4. Tajwid : Ini merupakan ilmu tata cara membaca Alquran dengan baik dan benar. Diantara kitabnya : Hidayatul Mustafid Fi Akham Al Tajwid, Tuhfatul Athfal dan lain sebagainya.
  5. Ilmu Tarikh (Sejarah Islam)

Ilmu ini memperlajari tentang sejarah islam mulai dari awal berdirinya islam sampai masa-masa perjuangan dan mas keemasan islam. Diantara kitab-kitabnya : Khulasoh Nurul Yaqin, Tarikh Kulafa’ur Rosyidin dan lain sebagainya.

  • Ilmu Akhlak. Diantara kitab-kitabnya antara lain : Al-Akhlaq li Al – Banat, Al-Akhlaq li Albanin, Akhlaq Al Nisa’, Ta’lim Al Muta’allim , Al Tarbiyah Wa Al Adab Al Syar’iyyah dan lain sebagainya.
  • Ilmu Hadits dan Ulumul Hadits. Diantara kitab-kitabnya adaah : Matan Arba’in An Nawawiyah, Mukhtarul Ahaditsah, Minhat Al mughits dan lain sebagainya.

Kitab kuning yang dijadikan rujukan dalam madrasah-madrasah diniyah di Pesantren, sebenarnya tidak hanya mencakup ilmu-ilmu yang dijadikan standar baku seperti pada umumnya diatas. Namun lebih dari pada itu madrasah diniyah di pesantren juga mempelajari ilmu ulumul mantiq, falak, faraidh, hisab, adab al bahtsi wa al-munadharah (metode diskusi).

Sistem Pengajaran di Madrasah Diniyah

Sistem pengajaran di Madrasah Diniyah lebih bersifat menjaga sanad keilmuan, tidak perlu melakukan penelusuran, observasi dan lain sebagainya. Hal ini karena pelajaran di Madrasah diniyah lebih bersifat dogmatis dan baku (tidak perlu penambahan). Bahkan yang ekstrem lagi tidak boleh mengkritik dan melakukan pembaruan-pembaruan karena dikhawatirkan akan menggilas tingkat orisinilitas karya-karya para mushonnif  seperti contoh Kitab Ta’lim Al Muta’allim karya Syaekh Azzarnuji yang sangat ketat dan dogmatis dalam memberi garis-garis (rambu-rambu) kepada para pencari ilmu seperti tidak boleh mengkritik dan bertanya kepada guru agar tidak terjerembab pada kubangan su’ul adab.

Sementara fasilitas madrasah diniyah tidak beda dengan pendidikan umum, mulai dari kelas yang disediakan, perangkat yang ada, struktur dan manajemennya hampir sama dengan pendidikan umum, meski kadang disebagian daerah terjadi disparitas yang sangat tinggi namun itu tidak menjadikan madrasah diniyah beda dengan sekolah umum.

Madrasah Diniyah di Pesantren memang unik dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum, mulai dari kelas satu sudah dikenalkan dengan kitab-kitab kuning, kemudian kelas dua mulai dikenalkan dengan bait-bait nadhom disertai dengan arti atau makna secara harfiah. Namun dalam memaknai kitab kuning ini masih dalam bimbingan guru. Kemudian kelas tiga secara perlahan-lahan murid mulai dilepas untuk bisa memberikan arti sendiri tanpa bantuan dari seorang guru sampai dengan kelas berikutnya dan terus meningkat sampai kelas enam murid sudah bisa membaca kitab kuning, mengartikan, memahami bahkan mendiskusikan lewat kegiatan munadharah sehingga bisa dikirim ke luar ketika ada Bahtusl Matsa’il.

Demikian sekelumit deskripsi atau gambaran mengenai sistem pembejaran di Madrasah Diniyah Pesantren dan juga kitab-kitab yang dijadikan sumber rujukan dan mata pelajaran. Semoga bermanfaat.

Wassalamu alaikum wr. Wb.

Baca lainnya

dummy-img

Elementor #1867

(ms)Oct 23, 20243 min read

Peringatan Hari Santri Nasional 2024 di Yayasan Pendidikan Islam Al Ibrohimy: Mewujudkan Inovasi Masa Depan dengan Santri Multitalenta Bangkalan, 22…

Basanah, 5 Agustus 2023